RSS

Keasyikan Berkoalisi, Partai Politik Abaikan Pelanggaran Pemilu

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 - Jelang pilpres banyak partai politik (parpol) yang melakukan koalisi dengan parpol lainnya, sehingga dengan asyik dan sibuknya mengadakan koalisi sampai lupa dengan pelanggaran pemilu yang terjadi. Termasuk salah satu blog ini juga sedang berkoalisi dengan Partai Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, tapi tidak sampai melakukan hal-hal yang melanggar hukum pemilu. Ngomong-ngomong, emang ada ya partai tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, silakan baca di Blog Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.

Benarkah dengan sibuknya berkoalisi, banyak parpol yang abaikan pelanggaran pemilu 2009? Berikut kutipan beritanya dari http://pemilu.detiknews.com :

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai parpol terlalu sibuk berkoalisi sehingga mengabaikan pelanggaran pemilu yang terjadi. Padahal Bawaslu merasa sudah berupaya keras menindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Saya lihat ada upaya sistemik dan masif yang membiarkan pemilu ini, sudahlah, karena sudah memakan biaya, jadi apapun harus diterima, tutur Anggota Bawaslu, Agustiani Tio.

Hal ini disampaikan Tio dalam dialog interaktif di Gedung DPD, Kompelks DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/4/2009).

Menurut Tio, tugas berat mengawasi pemilu yang dilimpahkan kepada Bawaslu tidak diimbangi dengan partisipasi parpol peserta pemilu. Parpol, menurut Tio, lebih asik berkoalisi ketimbang memikirkan pelanggaran pemilu.

Kita sudah laporkan KPU, sudah laporkan pelanggaran pemilu. Tanggapan parpol kan adem ayem, sebenarnya kita bawa parpol lebih asik berkoalisi sehingga apapun yang terjadi lewat saja, tutur TIo.

KPU kami selalu peringatkan tetapi seperti ini, bahkan laporan kami ke polisi juga ditolak, imbuhnya.

Dikatakan hanya asyik berkoalisi, Ketua DPP Hanura AS Hikam yang berada di sebelah kiri Tio balik berpendapat. Menurut Hikam, parpol memang memiliki fokus yang jelas, yaitu mempersiapkan koalisi menuju pilpres Juli nanti.

Parpol memang harusnya mengomentari, tapi pada saat bersamaan dihadapkan pada pemilu, tutur Hikam.

Namun demikian, Hikam menolak apabila dikatakan parpol tidak berpartisipasi mengamankan pemilu dari pelanggaran. Hikam mencontohkan sekelompok parpol yang tergabung dalam bebera kubu menolak hasil Pemilu 2009.

Kan sudah ada kubu Teuku Umar yang terus melakukan upaya protes, tutur Hikam yang mengenakan setelan jas hitam ini.

Kalau terlalu cerewet nanti kita malah jelek, karena ada politik terzalimi di Indonesia. Kita selalu dukung Bawaslu kok, tegasnya.

NB. Lebih baik berkoalisi dengan Partai yang membawa kedamaian, seperti Partai Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 (PKDPI). Partainya Komunitas Blogger Indonesia.

1 Comments:

Blog Watcher said...

PROPA GANDA POLITIK HASIL QUICK COUNT





8 juli 2009, beberapa saat setelah gelaran pemilu baru saja dilaksanakan, sejumlah setasiun televisi menayangkan hasil quick count sementara di wilayah Indonesia Timur sebelum gelaran pilplres usai. Sekitar pukul 10.30 WIB atau pukul 12.30 WIT (30 menit sebelum pilpres usai). Apakah maksud dari penayangan hasil quick count tersebut? Benarkah ini upayah propaganda politik untuk mempengaruhi psikologis pemilih agar mencontreng capres tertentu?


....................................................................


Seiring tumbuhnya demokrasi, sedikit banyak mengubah wajah dunia perpolitikan di Indonesia. Bukan sja pada kontestasinya yang berubah, namun juga pada metodologi cara berpolitik. Hal ini diindikasikan dengan menjamurnya lembaga survey sekaligus konsultan politik capres dan cawapres.


Fungsi sesungguhnya survey/jajak pendapat adalah memantau opini publik, mengintip persepsi, harapan, pendapat apa yang dipikirkan masyarakat. Fungsi normatif survei, menjembatani kepentingan publik (rakyat) dengan penentu kebijakan publik/ pemerintah. Hasil survei yang muncul dipandang sebagai barometer aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Bahkan dalam era demokrasi sekarang ini hasil dari lembaga survei dianggap sebagai kekuatan kelima, selain media massa dan trias politica(eksekutif-legislatif-yudikatif). Oleh karena itu lembaga survei kini dianggap sebagai algojo penentu kebijakan publik.


Seiring bermunculan lembaga survei, Lembaga surveipun berperan ganda: peneliti sekaligus tim konsultan atau tim sukses. lembaga survei menjelma menjadi lembaga komersial yang berafiliasi pada partai politik, tokoh ataupun kelompok tertentu. Lembaga survei beralih fungsi sebagai event organizer, menawarkan jasa, menerima pesanan hasil survei costomer dengan atasnamakan ilmu pengetahuan/kedok metode ilmiah. hasil survei jelas hanya menguntungkan sumber penyandang dana.


Dengan dasar hasil survei pesanan tadi, sipenyandang dana mempublikasikan penelitian. Tujuannya propaganda politik. Pengumumam hasil survei dinilai sebagian kalangan akan menimbulkan efek bandwagon atau efek yang membuat orang mengikuti apa yang dilakukan orang banyak.


.........................................................


Menjawab pertanyaan diatas, jelas Quick count saat gelaran pilpres berlangsung adalah upaya sistematis mempengaruhi jalannya pemungutan dan perhitungan suara. Propaganda opini publik, teror untuk mempengaruhi psikologi pemilih agar mencontreng capres tertentu.


"Akankah Bawaslu memproses kejadian tidak sportif ini??? kita tunggu saja kelanjutannya....."

Post a Comment

Hey.... nice to meet you :)

© 2009 - Blog Gaya Hidup or Lifestyle | Design: Choen | Pagenav: Abu Farhan Top